Rabu, 16 Maret 2016

Mencumbui Mangove di Gili Lampu

5 Maret 2016 saya dan kawans traveling ke Lombok timur, tujuan kami adalah ingin menjelajah beberapa gili yang letaknya di ujung timur, Lombok Timur.  Perjalanan kami mulai sekitar pukul 09.15 Wita, menggunakan mobil menuju ke Pringgabaya.  Perjalanan ditempuh selama 2,5 jam untuk tiba di penyeberangan.  Jika berangkat dari mataram kita bisa menggunakan motor, mobil maupun kendaraan umum. Hanya saja jika menggunakan kendaraan umum kita harus berganti-ganti angkutan.  Rute kami adalah Mataram-Narmada-Kopang-Masbagik-Aimel-Pringgabaya.  

Setibanya di tempat penyeberangan kami mencarter perahu, pada prinsipnya setiap orang dikenakan biaya sebesar Rp. 55,000 dan kapasitas perahu sebanyak 8 (delapan) orang, artinya tarif penuh sebesar Rp. 440,000.  Apabila rombongan kurang dari itu maka tetap akan dikenakan tarif sebesar itu.  Ohya, ongkos carter ini belum termasuk apabila kita mau menyewa alat snorkling.  Untuk persewaan alat snorkling kisaran Rp. 30,000-Rp 35,000 tergantung apa saja yang kita butuhkan. 
 
Sekitar pukul 12.15 siang kami baru mulai menyeberang, ada empat gili di kawasan ini yakni gili kondo, gili bidara, gili pasir dan gili lampu.  Rute pertama kami adalah gili lampu, ditengan-tengah perjalanan menuju gili lampu kita bisa melakukan snorkling.  Banyak ikan dan karang bawah lautnya, kami sudah mempersiapkan roti untuk si ikan-ikan jadinya kami bermain-main dengan ikan-sembari ngasih makan siang buat mereka.  Saking excitednya si ikan-ikan kami hampir-hampir takut karena banyak sekali ikan yang mendekati kami, serasa dech…

Puas kami di tempat ini, boatman yang membawa kami menunjukkan gili lampu, lokasi yang akan kami tuju, di gili lampu ini menjadi spesial karena adanya pohon bakau di seputar pulau, sangat bagus pemandangan hutan bakau yang terpisah-pisah membentuk gugusan-gugusan, lebih bagus lagi saat kami melewati sungai ditengah-tengah gugusan pohon bakau.  Ohya apabila beruntung kita akan bisa mengarungi sungai yang dikelilingi hutan bakau ini menggunakan perahu, atau bisa juga jalan kaki tergantung debit airnya, beruntung mesti agak surut perahu kami tetap bisa jalan sekalipun sang boatman harus berusaha mendorong perahu supaya bergerak.  Tak ingin melewatkan air jernih yang ada di sekitaran hutan bakau ini, kami sengaja turun dan berjalan kaki menyusuri hutan bakau yang aduhai.  Ini menjadi pengalaman tersendiri bagi kami, pasalnya sangat jarang ada hutan bakau di beberapa gili yang lain.

                                      Doc. Susur sungai diantara pohon bakau
                                                        Doc. Melintas kawasan mangrove

Setelah puas kami bermain di gili lampu, kami melanjutkan perjalanan dengan perahu menuju ke gili pasir.  Kurang dari 15 menit kami sudah berada di gili pasir.  Di gili pasir ini yang ada hanyalah hamparan pasir putih, tanpa pepohonan.  Namun pemandangan dari gili pasir ini sungguh luar biasa indah.  Di sebelah barat terlihat gunung Rinjani yang menjulang, sementara di sebelah timur, gugusan pulau Sumbawa samar terlihat.  Hal yang bisa kami lakukan di gili pasir ini sudah jelas, bermain-main dengan pasir sambil sesekali turun ke air.  Hanya saja saran saya perlu banyak menggunakan sunblock ya karena terik matahari di pulau ini begitu menyengat. 
                                                                       Doc. Gili Pasir

Gili ketiga yang kami tuju adalah gili bidara, Sekedar informasi, di gili bidara ini ada bangunan-bangunan rumah.  Menurut penjelasan boatman kami yang juga memiliki rumah di gili ini, ada beberapa keluarga dari Pringgabaya (Lombok Timur) tinggal di gili ini untuk berkebun.  Biasanya mereka hanya beberapa hari saja tinggal di gili ini dan akan kembali lagi ke Lombok Timur.  Beberapa keluarga ini berkebun, kebanyakan tanaman yang dibudidayakan adalah Pohon wijen.  Terus terang buat kami, bentuk pohon wijen ini baru pertama kami lihat saat di gili ini.  Ohya di gili bidara ini kita bisa sholat, pasalnya ada berugak yang bisa dipakai untuk sholat, sedangkan untuk air ada meskipun sedikit payau.  Aktivitas kami  disini selain melihat-lihat kebun, kami juga sempatkan untuk makan, hanya saja makan dari perbekalan yang kami bawa.  Kami istirahat di rumah bapak pemilik boat yang menjadi boatman kami, disini kami memesan kopi dan mie sebagai pengganjal perut kami.  Meskipun sebenarnya tidak ada warung di gili ini.  Pemandangan dari gili bidara ini tak kalah cantik dari gili-gili sebelumnya. Sembari menunggu mie yang kami pesan, saya sempatkan pasang Hammock di pohon yang mengarah ke pantai. Lengkap sudah nikmat kali ini bisa hammockan di tengah gili, hal yang selalu saya rindukan apabila sedang traveling ke gili.  Tiba waktunya makan, kami dahar kembul di tempat ini pasalnya keterbatasan alat makan tapi justru yang seperti inilah yang bikin semangat makan.  Setelah kami rasa cukup, sekitar pukul 15.05 Wita kami kembali naik perahu untuk menyeberang ke gili kondo, destinasi terakhir kami.  
                                                           Doc. bermain-main Perahu

Di Gili kondo ini awalnya kami hendak snorkling, hanya saja air laut sudah mulai pasang kami urungkan niat kami ber snorkling ria, trip di gili kondo ini kami ganti dengan berjalan-jalan mengelilingi gili kondo, main diperkebunan.  Lumayan juga mengelilingi gili ini, anggapan kami kecil tapi namanya gili, tetaplah luas.  Hampir 45 menit kami mengelilingi gili ini.  Pukul 16.25 Wita kami menyudahi petualangan kami di gili kondo dan langsung kembali menyeberang ke daratan.  Setibanya di daratan sudah pukul 5 lebih.  Kami bersiap-siap pulang menuju mataram.  
                                          Doc. Selamat datang di gili Kondo
                                                                  Doc. Gili Kondo

Dalam perjalanan pulang ini kami masih menyempatkan berhenti di daerah pringgabaya, Sambelia.  Disini ada Pohon lian (purba), melihat pepohonan yang ada di tempat ini, membuat kita jadi membayangkan ent (pohon hidup) yang bisa ngomong di film the lord of the rings.  Tak banyak yang kami lakukan  disini selain mengambil gambar.  Ini dikarenakan hari mulai gelap dan kami harus meneruskan perjalanan menuju ke Mataram.  Tak sabar kami sampai di mataram karena perut kami sudah mulai keroncongan dan butuh untuk diisi. Sesampai kami di warung lesehan Tana Maiq yang terletak di seputaran narmada, kami langsung menyantap makanan yang sudah kami pesan.  
                                                       Doc. Pohon Lian (Purba) Sambelia

Perjalanan kali ini yang hanya sehari tetep memberikan kesan yang menyenangkan.  Kawans yang hendak main ke tempat ini jangan meninggalkan apapun kecuali jejak yah, plis jangan nyampah karena itu gak kece.
Sayonara Lombok Timur…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar