5 Maret 2016 saya dan kawans
traveling ke Lombok timur, tujuan kami adalah ingin menjelajah beberapa gili
yang letaknya di ujung timur, Lombok Timur.
Perjalanan kami mulai sekitar pukul 09.15 Wita, menggunakan mobil menuju
ke Pringgabaya. Perjalanan ditempuh
selama 2,5 jam untuk tiba di penyeberangan.
Jika berangkat dari mataram kita bisa menggunakan motor, mobil maupun
kendaraan umum. Hanya saja jika
menggunakan kendaraan umum kita harus berganti-ganti angkutan. Rute kami adalah Mataram-Narmada-Kopang-Masbagik-Aimel-Pringgabaya.
Setibanya
di tempat penyeberangan kami mencarter perahu, pada prinsipnya setiap orang
dikenakan biaya sebesar Rp. 55,000 dan kapasitas perahu sebanyak 8 (delapan)
orang, artinya tarif penuh sebesar Rp. 440,000.
Apabila rombongan kurang dari itu maka tetap akan dikenakan tarif
sebesar itu. Ohya, ongkos carter ini
belum termasuk apabila kita mau menyewa alat snorkling. Untuk persewaan alat snorkling kisaran Rp.
30,000-Rp 35,000 tergantung apa saja yang kita butuhkan.
Sekitar
pukul 12.15 siang kami baru mulai menyeberang, ada empat gili di kawasan ini
yakni gili kondo, gili bidara, gili pasir dan gili lampu. Rute pertama kami adalah gili lampu,
ditengan-tengah perjalanan menuju gili lampu kita bisa melakukan snorkling. Banyak ikan dan karang bawah lautnya, kami
sudah mempersiapkan roti untuk si ikan-ikan jadinya kami bermain-main dengan
ikan-sembari ngasih makan siang buat mereka.
Saking excitednya si ikan-ikan kami hampir-hampir takut karena banyak
sekali ikan yang mendekati kami, serasa dech…
Puas
kami di tempat ini, boatman yang membawa kami menunjukkan gili lampu, lokasi
yang akan kami tuju, di gili lampu ini menjadi spesial karena adanya pohon bakau
di seputar pulau, sangat bagus pemandangan hutan bakau yang terpisah-pisah
membentuk gugusan-gugusan, lebih bagus lagi saat kami melewati sungai
ditengah-tengah gugusan pohon bakau. Ohya
apabila beruntung kita akan bisa mengarungi sungai yang dikelilingi hutan bakau
ini menggunakan perahu, atau bisa juga jalan kaki tergantung debit airnya,
beruntung mesti agak surut perahu kami tetap bisa jalan sekalipun sang boatman
harus berusaha mendorong perahu supaya bergerak. Tak ingin melewatkan air jernih yang ada di
sekitaran hutan bakau ini, kami sengaja turun dan berjalan kaki menyusuri hutan
bakau yang aduhai. Ini menjadi
pengalaman tersendiri bagi kami, pasalnya sangat jarang ada hutan bakau di
beberapa gili yang lain.
Doc. Susur sungai diantara pohon bakau
Doc. Melintas kawasan mangrove
Setelah
puas kami bermain di gili lampu, kami melanjutkan perjalanan dengan perahu
menuju ke gili pasir. Kurang dari 15
menit kami sudah berada di gili pasir.
Di gili pasir ini yang ada hanyalah hamparan pasir putih, tanpa
pepohonan. Namun pemandangan dari gili
pasir ini sungguh luar biasa indah. Di
sebelah barat terlihat gunung Rinjani yang menjulang, sementara di sebelah
timur, gugusan pulau Sumbawa samar terlihat.
Hal yang bisa kami lakukan di gili pasir ini sudah jelas, bermain-main
dengan pasir sambil sesekali turun ke air.
Hanya saja saran saya perlu banyak menggunakan sunblock ya karena terik
matahari di pulau ini begitu menyengat.
Doc. Gili Pasir
Gili
ketiga yang kami tuju adalah gili bidara, Sekedar informasi, di gili bidara ini
ada bangunan-bangunan rumah. Menurut
penjelasan boatman kami yang juga memiliki rumah di gili ini, ada beberapa
keluarga dari Pringgabaya (Lombok Timur) tinggal di gili ini untuk
berkebun. Biasanya mereka hanya beberapa
hari saja tinggal di gili ini dan akan kembali lagi ke Lombok Timur. Beberapa keluarga ini berkebun, kebanyakan
tanaman yang dibudidayakan adalah Pohon wijen.
Terus terang buat kami, bentuk pohon wijen ini baru pertama kami lihat
saat di gili ini. Ohya di gili bidara
ini kita bisa sholat, pasalnya ada berugak yang bisa dipakai untuk sholat,
sedangkan untuk air ada meskipun sedikit payau.
Aktivitas kami disini selain
melihat-lihat kebun, kami juga sempatkan untuk makan, hanya saja makan dari
perbekalan yang kami bawa. Kami
istirahat di rumah bapak pemilik boat yang menjadi boatman kami, disini kami
memesan kopi dan mie sebagai pengganjal perut kami. Meskipun sebenarnya tidak ada warung di gili
ini. Pemandangan dari gili bidara ini
tak kalah cantik dari gili-gili sebelumnya. Sembari menunggu mie yang kami
pesan, saya sempatkan pasang Hammock di pohon yang mengarah ke pantai. Lengkap
sudah nikmat kali ini bisa hammockan di tengah gili, hal yang selalu saya
rindukan apabila sedang traveling ke gili.
Tiba waktunya makan, kami dahar kembul di tempat ini pasalnya
keterbatasan alat makan tapi justru yang seperti inilah yang bikin semangat
makan. Setelah kami rasa cukup, sekitar
pukul 15.05 Wita kami kembali naik perahu untuk menyeberang ke gili kondo,
destinasi terakhir kami.
Doc. bermain-main Perahu
Di
Gili kondo ini awalnya kami hendak snorkling, hanya saja air laut sudah mulai
pasang kami urungkan niat kami ber snorkling ria, trip di gili kondo ini kami
ganti dengan berjalan-jalan mengelilingi gili kondo, main diperkebunan. Lumayan juga mengelilingi gili ini, anggapan
kami kecil tapi namanya gili, tetaplah luas.
Hampir 45 menit kami mengelilingi gili ini. Pukul 16.25 Wita kami menyudahi petualangan
kami di gili kondo dan langsung kembali menyeberang ke daratan. Setibanya di daratan sudah pukul 5 lebih. Kami bersiap-siap pulang menuju mataram.
Doc. Selamat datang di gili Kondo
Doc. Gili Kondo
Dalam
perjalanan pulang ini kami masih menyempatkan berhenti di daerah pringgabaya,
Sambelia. Disini ada Pohon lian (purba),
melihat pepohonan yang ada di tempat ini, membuat kita jadi membayangkan ent (pohon hidup) yang bisa ngomong di
film the lord of the rings. Tak banyak
yang kami lakukan disini selain
mengambil gambar. Ini dikarenakan hari
mulai gelap dan kami harus meneruskan perjalanan menuju ke Mataram. Tak sabar kami sampai di mataram karena perut
kami sudah mulai keroncongan dan butuh untuk diisi. Sesampai kami di warung
lesehan Tana Maiq yang terletak di seputaran narmada, kami langsung menyantap
makanan yang sudah kami pesan.
Doc. Pohon Lian (Purba) Sambelia
Perjalanan
kali ini yang hanya sehari tetep memberikan kesan yang menyenangkan. Kawans yang hendak main ke tempat ini jangan
meninggalkan apapun kecuali jejak yah, plis jangan nyampah karena itu gak kece.
Sayonara
Lombok Timur…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar