Selasa, 09 November 2010

Lalo Jok Lombok

Kata pertama yang patut terucap “Nekat”, gimana nggak. Kocek sedang tipis, pekerjaan juga tak de, tapi nekat pergi ke Lombok. Hanya gara-gara tiket promo murah, dan iming-iming obyek wisata di Lombok yang bagus dan eksotis itulah akhirnya ku amini kenekatanku pergi ke Lombok.  Segera ku sambut dengan suka cita, walopun untuk kali kedua aku pergi kesana tapi aku persiapkan dan bekali diri dengan referensi dari buku terutama referensi obyek wisata mana saja yang wajib untuk didatengin dan seperti biasa menyusun ittenary.  Selebihnya aku percayakan saja perjalanan ini pada sebuah buku travel guide edisi “from bali to east” karangan kal muller. menurut sumber yang kubaca dari buku Tales from the roadnya Matatita, Kal Muller sang Antropolog asal Hungaria ini sudah puluhan tahun menjelajahi wilayah Indonesia, terutama bagian timur Sekarang ini orangnya tinggal di Timika, memberdayakan suku Komoro.  Dia pun seorang fotografer yang handal, tak heran jika buku-buku travel guide nya selalu tebal karena di selipi foto-foto yang di cetak dengan full color.  Buku yang kubeli tahun 2003 lalu di periplus ini cukup membantu sih walopun harus sering buka kamus (maklum saja englishku nol prutul,he..he).
Berbekal hanya dengan daypack juga tas laptop akhirnya kulangkahkan kaki tuk menjelajahi pulau seribu masjid itu.  Mataram yang kalo bahasa Lombok Matta berarti “suka cita yang penuh ikhlas” dan juga aram yang berarti “ibu pertiwi”.  Mengawali perjalanan dari Jogja udah malam, naik bis malam, sengaja ku pilih malam agar nyampai Surabaya pagi harinya langsung menuju ke Juanda.  
Nyampe Juanda masih pagi, sedang jadwalnya baru nanti jam 10.35 wib, ku manfaatkan aja waktu ini untuk nyante sejenak, makan, dan lainnya. Kebetulan juga kawanku mba ana dari Sidoarjo akan menuju ke Juanda menjemput seseorang, jadilah kami bisa ketemuan di bandara. Sekali dayung 2, 3 pulau terlewati. Hehe…
Pukul 09.00 aku masuk tuk check in, biar menunggu di dalamnya bisa sambil tidur. Ga da barang yang ku bagasikan karna memang aku bawa barang sangat minimalis (backpacker abislah).  Baru tepat di pukul 10.35 aku memasuki kabin pesawat tuk selanjutnya terbang menuju mataram. 
Pukul 12.35 Wita, aku nyampe di mataram, tepatnya di bandara udara Selaparang.  Tujuanku selanjutnya adalah menuju ke jalan Langko, kebetulan tadi waktu di pesawat orang yang duduk di sebelahku juga berencana ke jalan Langko. Jadilah aku bareng ma dia, untungnya dia sudah di jemput pihak hotel jadi aku bisa nebeng ke jalur yang sama ( selama backpackeran gini pantang nolak niat baik orang apalagi gretongan! Hehe). Awalnya aku akan di jemput seorang kawan dari Lombok, hanya saja rencana berubah karena ternyata dia harus pergi ke Sumbawa. Ga soal juga sih. Selanjutnya perburuan hotel/penginapan murah meriah, maklum sajalah judulnya aja backpacker tak da sponsor jadi ya carinya pas-pas in ma kantong. Berbekal referensi yang kudapat dengan browsing di website, aku sudah mengantongi alamat penginapan mana saja yang sesuai kocek.  Akhirnya menemukan Penginapan di daerah Cakranegara, komunitas hindu mendominasi daerah ini, tempat ini ku pilih karena menurutku strategis cukup 5 menit ke mal satu-satunya di Mataram, 5 menit ke pasar Cakranegara, 10 menit ke pusat pemerintahan, 5 menit ke wisata taman Mayura dan pura Meru. Pas bukan?

Taman air Narmada/Narmada water park
Target obyek wisata pertama adalah pergi ke taman Narmada
Ada cerita mitos disana, konon sang pemangku (pemimpin doa umat hindu) di pura Narmada dikenal sangat awet muda, sampai meninggalnya di usia 120 tahunan. karena setiap hari minum air dari sumbernya langsung (sebenarnya dari segi kesehatan pun juga terbukti orang yang gemar air putih akan nampak jauh lbh seger) .  Konon air itulah punya khasiat membuat orang awet muda, makanya jadi kepercayaan masyarakat sekitar.  Pantas saja sewaktu aku beli air mineral lokal, brandingnya air mineral Narmada, diambil dari sumber mata air Narmada.  Denger-denger juga kandungan air di Narmada ini mengandung 17 mineral, makanya sangat segar. Cobain dech…seperti aku yang juga nyobain air awet mudanya, tidak bermaksud mempercayai mitosnya tapi ya karena penasaran dengan letak mata airnya yang berada di dalam balai petirtan, akses masuknya pun tak bisa satu orang, hrs berombongan.  Katanya sih pemangkunya tak mau mendoakan air itu kalo tak banyak orang sekalian.. wah rada jaim nih pak mangku?sebenarnya ongkos masuknya itu kita bayarkan Cuma-Cuma waktu setelah ketemu dengan pemangkunya, hanya saja di luar balai banyak orang local yang minta bayaran juga, katanya sih buat sewa selendang tapi buktinya aku udah bawa selendang asli Lombok juga di maintain uang.  Jadi kawan, kalo besok kamu main ke tempat ini waspadalah.  Ohya…satu lagi, jangan mau kalo ada orang yang menawarkan jirigen air awet muda, udah mahal harganya.  Mending kalo kamu mau bawa pulang air itu bawa botol aqua ndiri aja, ga perlu beli jirigen. Mahal euy!.  hehe..tiba masuk ke balai petirtan, setelah pemangku pura narmada mendoakan, kami pengunjung langsung berantri untuk membasuh muka dan minum air awet muda ini. Begitu juga aku, tak ada maksud apa-apa, selain karena ak benar-benar kehausan.  Eh kawan, tapi jangan bilang sapa-sapa ya, tadi ak ambil sebotol aqua air awet mudanya lho… hayo sapa mau awet muda, ku kasih deh..biar nyaingin ponari sweet.hehe. Kalau soal mitos, ah..lupakan saja ga perlu minum air awet muda, aku ngerasanya selalu awet muda tuh (waka.waka..gubrak). Ku sempatkan juga mengambil gambar di dalam balai petirtan ini. 

Di Narmada ini juga ada Pura besar tempat umat Hindu melakukan ritual adat, Pura kalasa.  Katanya juga dalam pura ini terdapat replika gunung Rinjani lengkap dengan danau segara anakan.  Konon kenapa replica ini dibuat lebih memudahkan umat hindu mengadakan upacara tradisi, tak perlu jauh-jauh ke gunung Rinjani yang sebenarnya.  Gunung Rinjani beserta danau segara anak/agung ini melambangkan makrokosmos (alam semesta).  Sayangnya tak bisa sembarangan orang bis amemasuki pura ini, harus dengan juru kuncinya.  Sayang sang pemangku yakni mangku Sarjane sedang sibuk dib alai petirtan.  Setelah menunggu agak lama berharap akan bisa memasuki pura ini, namun hasilnya nihil.  Puas seharian di narmada, tiba waktunya pulang penginapan, tapi ku sempatkan jalan ke pasar narmada yang ga jauh dari taman ini, pengennya hunting CD lagu sasak, tadi sempat dikenalkan lagu “dedare gunung” yang dinyanyikan ma mase becik (anak2 kecil), isi liriknya dalem banget bo !

Malam tiba,,, jalan-jalan kuliner dengan seorang kawan lama Maman sang seniman sasak.  Kami susuri kawasan kuliner jalan Udayana yang terkenal dengan sate bulayaknya, juga berburu plecing kangkung n nasi balap. Oh iya..darinya aku belajar banyak tentang budaya sasak. Ada nama tradisi culik anak orang, nyongkolan, bau nyale.  Nah akan aku ceritakan sedikit tradisi bau nyale, ini merupakan tradisi menangkap cacing warna warni dari laut ke pantai yang dilakukan oleh masyarakat di pantai selang belanak.  Kenapa mereka menangkapnya? Konon, ada seorang putri bernama putri Mandalika yang karena cantiknya banyak raja yang menginginkannya.  Karena sang putri terlalu bingung dengan banyaknya pilihan dan tidak bisa memutuskan sapa yang akan menjadi suaminya, syahdan sang putri lebih memilih ‘suicide’ dengan cara cebur diri ke laut, berharap jelmaannya akan bisa dimiliki banyak orang.  Kononnya lagi cacing warna warni yang ada di laut itu adalah rambut putri Mandalika.  Itulah tradisi bau nyale …
GILI TRAWANGAN
Pagi benar aku sudah jalan menuju Pemenang, cukup lama juga perjalanan dengan L300 ini dr mataram ke pemenang, jalurnya menuju Lombok utara arah mau menuju trekking Rinjani mountain. Kira-kira 1jam tiba juga di Pemenang. Ongkos dari mataram hanya 7000 saja. Setelah itu untuk menuju pelabuhan Pemenang harus naik ojek atau pun cidomo kalau tak mau jalan kaki, cukup 2000 saja kok. Saya sarankan enaknya pake Cidomo selain lebih tradisional juga ramah lingkungan dan lebih nyante karena kita bisa nikmatyi pemandangan. Dari pelabuhan Pemenang ini saya harus beli tiket boat seharga 10.000 dan waktu tempuhnya Cuma 35 menitan untuk menyeberang menuju Gili trawangan. Ohya kawans Gili ini artinya “pulau di seberang samudera” dan kalau trawangan ya “terowongan”.  Ada beberapa alasan kenapa ku pilih gili trawangan di banding gili meno dan gili air. Pertama adalah karena gili ini paling jauh, paling luas dan of course paling indah (bukan berarti dua yang lain gak indah lho!).
Welcome to my paradise, where the sky so blue, where di sunshine so bright. 
Welcome to my paradise, where u get ur free, where the party never ending …
Ternyata benar adanya, lirik lagunya steven n coconut tree itu, pas dengan kondisi yang aku lihat sekarang ini, di tempat ini. Ouw..pantas saja kalo inspirasi mereka tuk bikin lagu itu saat mereka di gili ini.
Keliling Gili kulakukan terlebih dahulu sebelum menikmati birunya pantai, banyak cottage/bungalow disini, lucu-lucu bentuknya seperti miniatur rumah tradisional Sasak tapi tentunya di sesuaikan dengan selera para bule. Maklum saja pengunjung disini 85% turis luar dan barulah 15% nya turis lokal. Hey kawans..ini masih Indonesia lhoh, berkunjunglah kemari, nikmati birunya pulau ini. Rata rata sewa bungalow ini 250ribu/malam, ada juga sih penginapan yang Cuma 100ribu/malam.  Pokoknya ga mahal lah di sini.
Kusempatkan juga Snorkling di pantai ini, ada banyak rental equipment selam dan soal harga sewa cukup bersahabat kurasa 25.000/hari.. Hohoho…emang benar adanya, keindahan bawah lautnya terkenal bagus kita bisa bercanda dengan ikan-ikan juga kura-kura. Ada turtle yang sempat ku pegang, penurut sekali dia.hehe…snorklingan sampe kulit gosong..song. tiba jam 3 sore ku sudahi petualangan di gili ini dan kembali ke mataram. Harus cepat agar tak ketinggalan boat juga angkot ke mataram.
Referensi tempat wajib dikunjungi selama liburan di LOMBOK : Trekking to Rinjani, Three Gili (Trawangan, Meno, Air), Narmada Water Park, Taman Mayura, Pura Meru, Senggigi beach, Pasar seni Senggigi (ini berdasar yang sudah aku datengin) kalo yang lain masih banyak yang eksotis seperti Kuta Lombok, katanya lebih indah dari Kuta nya Bali, kapan akan kita buktikan kawans?


Selasa, 26 Oktober 2010

Menempa diri di Puncak Tertinggi Pulau Lombok

Tanggal 26 Agustus 2003
Pukul 15.45 Wib aku menerima informasi dari pengurus organisasi KMPA (Ketum KMPA) bahwa pengurus telah menetapkan personil-personil yang akan berangkat melaksanakan Ekspedisi KMPA Rinjani Agung Semeru’03 yang berjumlah empat orang yakni Ganis, Reni, Mbak Wong dan satu lagi aku.  Itu artinya aku diikutsertakan dalam Tim Ekspedisi ini dan aku akan menjadi salah satu tim dengan nama Tim Ekspedisi KMPA.  Seharusnya secara organisasi aku menerima surat resmi berikut lembar pernyataan kesanggupan menerima tugas berikut konsekuensi-konsekuensi yang akan kami tanggung, tapi berhubung ada kendala teknis pemberitahuan tanpa disertai surat resmi dari organisasi hanya secara lisan saja.  Saat itu entah apa yang
ada dalam pikiranku, nggak tahulah yang jelas antara senang, bangga atau malah sedih.  Senang karena aku bisa menjadi bagian dari tim ini, bangga tentu aku bangga, sedih juga coz merasa kemampuan dan pengalaman yang aku miliki masihlah kurang dan mungkin malah jauh dibawah temen-temen, tapi untuk menolak dan tidak mengikuti ekspedisi kali ini aku pikir konyol juga. So, aku pikirkan apa yang akan aku putuskan dengan masak-masak dan akhirnya aku bertekad bulat untuk ikut gabung dalam tim ini.
Tim yang ada langsung berkoordinasi untuk mempersiapkan segala sesuatu (fisik, peralatan, logistic, pencarian informasi jalur, dan mempersiapkan Itenary/rencana perjalanan). Kami bertekad bahwa tim yang ada harus saling mengerti kekurangan dan kelebihan masing-masing dan melebur menjadi satu untuk saling bekerja sama serta mengkombinasikan kemampuan masing-masing tanpa ada perasaan superior satu sama lain.  Itulah yang kami sebut Team Work.

Tanggal 27 Agustus 2003
Keesokan harinya pukul 05.30 Wib semua tim memulai latihan fisik secara rutin selama dua minggu.



Tanggal 1 September 2003
Seharusnya kami melakukan simulasi pendakian dengan mendaki gunung Sumbing pada tanggal 1 September, namun karena dua dari tim kami masuk dalam kepanitiaan Ospek Kampus akhirnya kami gagal untuk simulasi ke gunung Sumbing. Sebagai gantinya aku dan mbak Wong memilih untuk mengantar kawan-kawan ITI untuk mendaki Gunung Slamet melewati jalur Baturaden.

Tanggal 9 September 2003
Tim kami yang gagal melakukan simulasi ke gunung Sumbing akhirnya melakukan latihan navigasi diseputar Cendana Bunder. 

Tanggal 12 September 2003
Pukul 22.00 Wib Tim kami sudah berada disekre untuk Checking segala sesuatunya dan saat itu juga di sekre KMPA kami ramai sekali bahkan bisa dibilang semua anggota pada ngumpul semua karena selain pelepasan kami saat itu juga ada pelantikan ALB yakni Bang Pian, mas Udin,. Mas cuplis , Mas Reza juga Mas Jeje.
Acara saat itu rame sekali, Bakar Gurameh. Malam itu yang seharusnya kami beristirahat menyiapkan tenaga untuk berangkat besok pagi, akhirnya kandas sudah terusik oleh keinginan kami ikut dalam kemeriahan malam itu. Suasana api unggun malam itu benar-benar cukup meriah dan sungguh menyenangkan. Suasana persahabatan tercermin kental di wajah kami. Aku sendiri sangat menikmati suasana itu dan baru merasakan pentingnya kehadiran seorang kawans.

Tanggal 13 September 2003
Kring..kring..kring, jam weker punya mba Wong berbunyi keras sekali, itu tandanya kami harus sudah bangun dan bersiap-siap. Tapi apa yang terjadi kami bermalas-malasan bangun sehingga kami benar-benar kesiangan dan terpaksa keberangkatan kami pending esok harinya. 
Malam hari ini kami benar-benar menyiapkan tenaga untuk berangkat besok pagi, beberapa kawan pun ikut menemani kami tidur di sekre karena mereka ber rencana mengantar kami besok pagi sampai di stasiun Purwokerto.  Saat malam itu aku sempat gelisah, jelas terngiang di benakku kata-kata temanku dari Jogja, bahwa gunung-gunung yang akan kami daki itu medannya sangat berbeda dengan karakter gunung yang ada di Pulau Jawa.  Medannya akan membuat kita down dan bisa juga dibilang medan yang mematikan kalau kita tidak benar-benar berhati-hati.  Aku yakin petualanganku kali ini bersama kawan-kawan akan menjadi petualangan naik gunung terberat sepanjang aku beraktivitas di pecinta alam. Tapi aku masih punya keyakinan bahwa petualangan kali ini bukan menjadi petualanganku yang terakhir, semoga!!!

Tanggal 14 September 2003
Akhirnya hari keberangkatan telah tiba. Pukul 06.00 Wib pagi Kereta yang kami naiki akhirnya benar-banar meninggalkan stasiun Purwokerto.  Kami berangkat berbekal doa dan diiringi lambaian tangan teman-teman kami.  Pukul 16.30 sore, KA telah melintasi kota Surabaya dan bergegas menuju Jember.  Dan benar saja Pukul 17.00 Wib perjalanan kami yang di sponsori PT. KAI berangkat menuju ke Jember dan tiba di Jember sudah malam hari yakni pukul 21.00 Wib. Saat itu kami sempatkan untuk mandi di stasiun dan istirahat lumayan lama, setelah itu kami bersiap melanjutkan perjalanan ke Denpasar.  Tapi sempat ada Something wrong di sana, apa kami tertipu oleh tukang becak yang ada di stasiun Jember.  Kami diberitahu bahwa hanya butuh waktu sebentar untuk bisa mendapatkan bis yang menuju ke Denpasar, akhirnya kami mengiyakan saja untuk menaiki becak mereka menuju ke tempat pemberhentian bus.  Sepanjang perjalanan sih lumayan rilek, sambil menikmati indahnya kota Jember, menyusuri kawasan UNEJ (Untung aja PMDK ku di tempat ini gak ku ambil, Uadohe Pool). Pukul 23.00 Wib, taukah kawan, Bus yang kami tunggu tak kunjung datang, untung saja ada angkot yang mengantarkan kami menuju ke terminal Pakusari.  Bayangkan saat itu kami akan diantar ke terminal besar, tapi taukah kawan setelah kami tiba di terminal Pakusari ternyata sepine Pool !!. Lumayan lama kami menunggu bis yang menuju Denpasar, untung ada beberapa orang yang juga menunggu jadi kami sedikit lega.  Macam di tulisan-tulisan Truk aja “Harus sabar menanti” rupanya.  Baru pukul 23.40 Wib kami mendapat Bus yang langsung ke Denpasar.  Kami langsung naik, selama di Bis Kami semua tertidur pulas habis Bisnya sudah PW banget buat tidur sampai sampai waktu harus nyebrang selat Bali saja aku ma Reni sama sekali ga bangun.  Pas bangun udah nyampe Bali.

Tanggal 15 September 2003
Pukul 06.15 Wita, kali ini kami sudah nyampe di terminal Ubung, Bali dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Pelabuhan Padang Bay, Bali. Dan Pukul 06.30 Wita Kami mendapatkan mobil Carry L-300 yang akan mengantar kami menuju Pelabuhan, perjalanan kali ini enak sekali karena seperti naek mobil sendiri saja.  Sepanjang Perjalanan kami sangat menikmati pemandangan alam Bali yang…Sumpah keren’e Pool!
Pukul 09.15 Wita tim kami nyampai di pelabuhan Padang bay, Bali dan perjalanan selanjutnya kami akan menyeberangi Selat Lombok yang waktu tempuhnya memakan waktu selama 4 jam.  Namun sebelum kami memasuki Ferry yang akan mengantar kami menuju Pelabuhan Lembar, Lombok. Kami sempatkan membeli makan pagi di pelabuhan Padang Bay, Nasi Cenggo khas Bali yang Puedes, ehm…enak juga!
Dan tepat pukul 10.00 Wita perjalanan menuju Lombok pun kami mulai, sebenarnya takut juga tapi yakin dan doa mengalahkan rasa takut itu.  Gila sepanjang perjalanan pemandangan alamnya TOP abis deh, untung temanku Ganies sempat mengabadikannya.

Pukul 11.45 masih dikapal, aku mulai bosen nih. Melihat pemandangan alam sudah, Memandangi lautan lepas sudah, Menulis terus bosan, Bermain Poker dengan kawan sudah, saat ini tiba giliranku menjaga barang-barang karena kawan yang lain pada tertidur. Pukul 14.00 Wita kami nyampai juga di Pulau Lombok, oh..it’s @ Dream Land!!.  Perjalanan langsung kami lanjutkan menuju terminal Mataram karena memang diterminallah kami dijemput oleh Kawans dari Unram. Perjalanan yang mengsyikan tetapi pada akhirnya berbuntut tidak mengasyikan, apa lagi…lagi kami tertipu.  Sang pemilik kendaraan seenaknya melanggar kesepakatan pembayarannya, debat kusir pun sempat terjadi tapi akhirnya kami ambil jalan tengah dengan menambahi ongkos transport kepada mereka (hehe..daripada kelamaan).  Setelah bertemu kawan dari Unram kami langsung menuju ke sekret mereka. Kami sempat menggunakan moda transportasi tradisional dari Lombok, namanya Cidomo (Cikar dokar motor), yah kalo di Jogja Andonglah namanya.  Sempat ada kejadian lucu, mbak Wong nangis gara-gara merasa kasian sama Kudanya.  Tapi emang iya juga sih, jujur gak tega juga ngelihat kudanya, bayangkan saja satu dokar ditumpangi enam orang ditambah lagi carriel-carriel kami yang juga sebesar orang itu kayaknya nambahin kuda jadi ngos-ngosan. Tapi pak kusirnya sempat bercanda, kalo kuda-kuda ini sangat kuat, kalo capek tinggal kasih doping saja (ah..bapak ini bisa bercanda juga).  Pukul 16.00 Wita kami telah berada disekret teman kami, so setelah berkenalan kami sempatkan untuk sejenak beristirahat.  Malam harinya pukul 22.35 Wita, kami adakan koordinasi kecil yang kali ini kami bersama tiga kawan dari Unram.  Koordinasinya sendiri baru selesai pukul 00.30 dini hari.  Kami langsung persiapan Packing agar cepat bisa beristirahat dan menyiapkan tenaga untuk memulai ekspedisi ini.

Tanggal 16 September 2003
Pagi-pagi benar kami sudah bangun dan bersiap untuk memulai perjalanan menuju ke Sembalun Lawang, titik awal pendakian kami.  Kami sempatkan untuk briefing sebentar dan berdoa sebelum keberangkatan kami, baru setelah itu kami benar-benar meninggalkan Mataram untuk menuju ke Terminal Mandalike.  Pukul 07.30 Wita, kami sampai di terminal Mandalike dan langsung mencari angkutan yang menuju terminal Masmagik untuk selanjutnya meneruskan perjalanan menuju ke Aikmel.  Pukul 09.00 Wita, kami sudah sampai di Aikmel, disini kami menyempatkan membeli beberapa kebutuhan logistic yang masih kurang.  Selanjutnya kami berada di angkot menuju ke Sembalun, diperjalanan kali ini hampir sering kita jumpai monyet di sisi kanan-kiri badan jalan, liar juga ternyata.  Tepat pukul 12.30 Wita kami sampai di Pos unit Taman nasional gunung Rinjani (TNGR) resort Sembalun Lawang.  Setelah kami menyelesaikan proses administrasi, kami istirahat dan makan siang di pos ini.  Pukul 13.00 Wita, setelah berdoa dan berfoto kami memulai perjalanan menuju pos I (Tengengean).  Pukul 15.50 Wita, Tim kami nyampai di pos I dan kurang lebih 30 menit kami beristirahat.  Setelah itu tepat pukul 16.15 Wita, kami lanjutkan perjalanan menuju ke Check point kami yakni Pos II.

Pukul 16.45 Wita, akhirnya sampai juga kami di Pos II, kami langsung melaksanakan aktivitas camp. Di Pos II ini kami menemukan sumber air yang cukup layak, tak lupa kami menambah persediaan air kami dan memulai memasak.

Pukul 20.30 WIta, setelah selesai makan kami seperti biasa briefing untuk membicarakan plan schedule esok hari.  Setelah selesai kami putuskan untuk istirahat, namun sebelum tidur kami (aku, mbak Wong, Ganies, Ken sama Alfan) menyempatkan sedikit waktu kami untuk menikmati indahnya malam diatas ketinggian 1500 mdpl.  Malam yang indah, diatas langit sana bertaburan jutaan bintang.  Bahkan kami sempat melihat kilatan bintang jatuh, cepat sekali melesat, untungnya masih bisa make a wish. Karena malam semakin larut dan udara diluar tenda tidak lagi bersahabat maka kami putuskan untuk segera beristirahat mengumpulkan tenaga untuk perjalanan besok pagi yang mungkin medannya semakin berat.

Hari II Tanggal 17 September 2003
Pukul 06.00 Wita
Pagi ini bangun pukul 06.00 dan setelah membereskan tenda kami masak untuk sarapan pagi.  Ternyata di samping tenda kami sudah ada tenda anak-anak Unram yang juga akan naik hari ini, mereka sampai pos II tadi malam pukul 00.30 Wita ehm…dinihari

Pukul 09.00 Wita
Setelah selesai serapan dan persiapan untuk memulai perjalanan, akhirnya pukul 09.30 Wita tim kami berangkat menuju Pos III. Medan yang kami lalui masih sama seperti kemarin yakni berupa padang rumput sabana yang sangat luas dan berbukit-bukit sampai-sampai kami menyebutnya bukit Tletubies.

Pukul 10.00 Wita
Kami nyampe di Pos III (Pada balong), kalau dalam bahasa sasak pada balong ini berarti tenaganya sama saja.  Kami hanya butuh waktu 30’ untuk sampai di pos III, gila cepet banget.  Kami istirahat lama banget di Pos ini karena disitu kami bertemu banyak orang, 2 bule dari Perancis, satu bule da dua porternya. Disini kami menjumpai kera abu berekor panjang (Maccaca Fascularis), kami sempat mengambil gambar mereka.  Perjalanan berikut menuju ke plawangan sembalun.


Pukul 12.29 Wita
Kami melanjutkan perjalanan menuju Plawanagn Sembalun lawang.  Dalam perjalanan ini kami menemukan shelter dan kami putuskan untuk makan siang ditempat itu. Di sini kami beristirahat sembari menikmati indahnya puncak Rinjani tapi lama-lama ketutup awan dan nggak kelihatan lagi.  Lapar kami sudah terobati, medan yag akan kami lalui sudah menanti dan terlihat jelas dan ternyata sangar !!!. Kami melanjutkan perjalanan kami pukul 13.25 Wita, sepanjang perjalanan kami menjumpai satwa burung kaka tua kecil jambul kuning (Cacatua Sulphurea).

Pukul 14.02 Wita
Tim kami nyampai di Plawangan Sembalun pukul 13.50 Wita.  Ih...keren banget dech.  Dari sini kita bisa liat indahnya danau Segara Anakan dengan gunung Barujuri ditengahnya.  Kami nggak ngecamp ditempat ini, karena itu kami masih jalan lagi sekitar 30’ untuk ngedapetin shelter yang Top banget.  Akhirnya pukul 14.10 Wita kami berjalan menuju check point kedua kami.

Pukul 14. 45 Wita
Kami nyampe di check point II kami, ternyata di lokasi ini banyak pendaki yang sudah sampai duluan dan sudah PW pada ngecamp.  Tim pendaki yang ada yakni pendaki dari Mapala IBA Palembang, Univ. IBA Pelembang (4orang), tim pendaki Fak Hukum Unram Mataram (4orang), Tim pendaki Mapala STISIPOL, Palembang (4orang), Pendaki bule dari Perancis (2 orang), Pendaki bule Jerman (3orang), Pendaki bule New Zealand (2orang). Yang jelas di shelter ini ramai sekali. Dari sini terlihat jelas target point kami besok pagi dan yah…lumayan bikin down.

Pukul 14.45 …
Tim kami begitu nyampai dan setelah beristirahat sejenak langsung melakukan aktivitas camp. Seperti biasa kami bagi-bagi tugas, ada yang pasang tenda, ngambil air, juga masak. Pas kami lagi nyantai menikmati secangkir kopi hangat kami sempatkan menikmati siluet saat saat terbenamnya matahari, sunset tenggelam di Gunung Agung, Bali. Sumpah Apike Pool !!!
Pukul 19.00 Waktu Rinjani
Saat itu kami makan malam, cukup menarik menu malam itu, ada nasi sayur sop sosis juga teh anget. Tapi sempat ada little accident waktu itu. Ooow..Sop sosisnya tumpah! Spontan aku ma reni waktu itu langsung mungutin sayurannya dan terutama sosisnya (tau ndiri di gunung sosis jadi menu istimewa kami). Temanku Ganis jadi merasa ga enak gara2 numpahin sopnya. Dan akhirnya dengan terpaksa sop sosis kami masak ulang lagi tentunya ketambahan bumbu baru (pasir rinjani) dan ready lagi untuk di santap (ehm..di gunung ga ada makanan yang gak enak, yang ada hanya dua rasa :enak dan enak banget). It’s time to M2M …

Pukul 20.24 Waktu Rinjani
Abis makan malam tiba session api unggun coz dingin sangat, doping yang tepat buat ngilangin dingin ya cuma perapian. Ken kawan kami dari Unram mengumpulkan ranting dan kayu untuk api unggunan. Pas api unggunan kami kedatangan tamu tetangga seberang (anak-anak Palembang) dan mereka bergabung untuk berapi unggunan. Tapi baru 1 jam api unggunnya mati angin’e kuencenge pool. Ya…udah daripada di situ cuman kena api terus, aku ma yang lain masuk tenda and then time 2 sleep! Besok bangun jam 2 pagi untuk persiapan muncak

Hari III Tanggal 18 eptember 2003
Pukul 02.00 Dini hari
Kami semua terbangun setelah alarm HP-ku bunyi keras sekali. So…kami dengan agak males-malesan bangun juga padahal dingin banget.  Setelah bongkar tenda dan persiapan kami bersiap untuk menuju target point. Namun sebelumnya kami menitipkan Carriel kami terlebih dahulu ke tenda anak-anak IBA Palembang, karena kami lupa membawa gembok. Disini harus tertutup rapat kalo gak mau kehilangan barang. Di sini Go Kong nya nakal-nakal dan hoby ngelepto barang, lengah dikit aja abis deh barang-barang kita di embat mereka.  Punya anak Palembang aja sepatu trekkingnya raib satu di ambil mereka.
Pukul 02.30 Waktu Rinjani
Setelah berdoa bersama pendaki lain, kami langsung memulai perjalanan menuju puncak. Jalur Plawangannya gemblung, Sangar pool! Tapi dari Plawangannya kita bias liat sunrise.
Pukul 07.30 Waktu Puncak Rinjani
Setelah lama kami berjalan di Plawangan yang sangar itu, akhirnya sampai juga kami di target point kami. Ak nyampe di Puncak Pukul 07.22. Allahuakbar…Allahuakbar…Allahuakbar! Terimakasih Tuhan tlah kau berikan rahmat terbesar Mu kepada kami hingga pagi yang indah ini kami bisa menikmati keagungan-MU.  Oh…Tuhan seperti inikah surga yang kau janjikan?
            Di Puncak Rinjani ini kami melihat pemandangan yang TOP abis, miniatur P.Lombok ada, sebelah utara ada laut, sebelah barat ada P.Bali lengkap dengan Gunung Agungnya, sebelah timur ada P. Sumbawa dengan Gunung Tamboranya, sebelah selatan terlihat samudera Hindia yang tak jelas dimana tepiannya.
            Kami sempatkan untuk celebrate puncak kemenangan kami bersama pendaki yang lain.  Ada Briko, ada Soft Drink, agar-agar yg kami buat pun ada.  Ga lupa lagu perjuangan kami nyanyikan. Kami juga menyempatkan untuk berfoto bareng sekedar untuk kenang-kenangan.
Wellcome to the TOP, Selamat dating di Puncak Keagungan Tuhan !!!

Pukul 08. 10 Waktu Rinjani
Setelah cukup puas di puncak kami langsung tancap gas turun dan kurang lebih 2 jam kami sudah sampai lagi di camp kami,
Pukul 10.00
Kami beristirahat di camp cukup lama, kami masak dua kali bahkan, yang pertama mie goreng dan yang kedua nasi goreng Corned.  Jadi makan kami terbagi dua session.  Baru pukul 14.00 kami turun menuju ke danau segara anakan (Check point III).  Perjalanan kali ini berupa turunan sangat terjal sampai-sampai kami harus ekstra hati-hati, saat kabut juga dah mulai naik.  Setelah berjalan selama 3 jam tim kami nyampai juga di Danau Segara Anakan.  Keren banget danaunya.  Di Danau ini banyak banget ikannya, ada ikan kaper, gurameh and banyak lagi tapi yang jelas ga’ada Dolphinenya. Hehehe…
Pukul 16.50
            Aktivitas Camp kami mulai seperti biasa kami bagi-bagi tugas.  Kami berempat bermaksud mencari air di sumber air tapi ternyata terlalu jauh akhirnya kami nggak jadi ngambil air, kami malah menuju ke pemandian air kalak (air kalak hot springs).  Tempat pemandian ini terbagi tiga tempat, ada yang benar-benar panas ampe airnya masih mendidih, ada yg panas biasa, ada yg hangat2 aja.  Di situ banyak banget penduduk lombok yang mandi, mereka mempercayai mitos bahwa penyakit apapun akan sembuh dengan sendirinya setelah orang yang sakit itu mandi air panas di pemandian tersebut. Tapi kami hanya mainan air saja, nggak pede mandi bareng suku sasak. Hehe…
            Malamnya kami masak nasi dan ikan bakar.  Sebenarnya sih yang bakar bukan kami karena kami hanya terima jadi aja lengkap dengan sambel khas lombok.  Teman kami Maman sama Ken yang ngedapetin ikan bakar itu, karena mereka memang sudah janji kepada kami.  Akhirnya jadi juga deh kami makan ikan bakar. VW choy !!!
            Sebelum tidur kami sempat briefing sebentar berlima untuk kembali membicarakan Plan Schedule besok pagi.  Kami bingung antara turun atau ngecamp sehari lagi di danau, karena logistic kami memang sudah sangat menipis.  Sampai koordinasi ini selesai pun belum juga ada kesepakatan diantara kami.

Hari IV Tanggal 19 September 2003
Pukul 09.15 waktu danau segara anakan
            Get up… Stand up, Wake up from your dream !!!
            Bangun..bangun…bangun, udah siang nih, masa cewek-cewek pada males sih? Gara-gara suara teman kami Ken, kami kaget dan benar-benar terbangun dari buaian mimpi semalam.  Aku paksakan bangun dan saat membuka pintu tenda Doome kami, wow…beautiful, tepat di depan kami pemandangannya bagus banget, air danau yang tenang, ditengahnya Gunung Barujuri menjulang, sebelah kanan ada Hutan lindung (protection forest), ada Gunung Sangkareang (2919 mdpl), tebing-tebing mengelilingi danau. Ehm…benar-benar Lanskap yang sempurna.  Serasa berada di Pulau entah apa namanya, yang ada di sini hanyalah yang indah-indah saja.  Disinilah aku temukan rahasia alam yang nggak semua orang bisa menikmatinya .
            Aku ama teman-teman keluar dari tenda dan ternyata memang benar, anak-anak Cowok udah pada beraktivitas ada yang udah bikin teh anget, ada yang lagi mancing, ada yang sekedar kongkow-kongkow sambil menikmati lagu yang menurut kami oldiest banget (Lagunya Pance F Pondang euy). 
            Akhirnya tanpa perlu kesepakatan pun jadi juga kami tambah porsi nge camp kami disini jadi sehari lagi.  It’s time to relax …

Pukul 14.30 waktu Danau lagi
            Aktivitas camp kami saat itu benar-benar santai.  Aku ma Mbak Wong jalan-jalan dan bertandnag ke camp tetangga, lumayan dapet biscuit ma Burjo.  Kami main poker ama anak-anak FH Unram.  Mereka kalah terus…Pace lah !!!. tadi kami juga dapat kabar kalau di atas ada turis dari New Zealand yang meninggal jatuh ke Jurang saat menuju ke danau ini.  Serem banget kabar itu, apalagi di kait-kaitkan sama mitos suku sasak yang ada. Ehm..buat kami merinding !!!

Pukul 18.00
            Kami tadi abis mancing, aku ma Reni mancing dapet ikannya kecil-kecil.  Tapi Gpp, yang penting dapet, Kami juga bakar ikan rame-rame, Uenak tenan !!!

Pukul 20.00
            Saat itu kami ada di tenda berempat lagi dan Briefing lagi untuk membicarakan Plan Schedule besok pagi kita akan turun pagi jam 08.00.  Setelah kelar koordinasi kami istirahat, Anak-anak udah PW tidur tapi aku belum. Lagi-lagi aku harus meneruskan catatanku, sedih juga ninggalin danau tapi gimana lagi kita masih punya target point lain yang harus kami daki.   BTW, moga janji dengan teman-teman untuk kembali lagi ke danau ini sepuluh tahun lagi akan terrealisasi.

HARI V Tanggal 20 September 2003
Pukul 05.00 Waktu Danau lagi
            Pagi-pagi benar kami sudah bangun dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan turun.  Sarapan pagi sudah kami lakukan dan Briefing serta Checking peralatan juga sudah selesai kami lakukan.  Kami sepakat turun pukul 07.30 pagi menuju Plawangan Senaru.  Bayangin aja, mau turun aja kita masih harus naik lagi.  Jalur yang kami lalui sangat curam sehingga kami harus berjalan ekstra hati-hati, kalau nggak pengen mati konyol.
Pukul 10.25 Waktu Rinjani
            Kami akhirnya nyampai di Plawangan Senaru pukul 10.25 dan kami beristirahat selama 10 menit, sempat kami berfoto di sini karena memang lanskapnya indah banget.  Dan setelah itu kami lakukan kami lanjutkan perjalanan menuju pos III
Pukul 11.45 Waktu Rinjani
            Kami sudah ada di Pos III (mondokan Lolak) 2000 Mdpl dan kami lagi-lagi istirahat sebentar untuk kemudian melanjutkan perjalnan menuju pos II.  Pukul 12.45 kami berangkat menuju Pos II (Montong Satas) 1500 Mdpl dan nyampai di Pos II pukul 13.36 Wita.  Dan taukah apa yang terjadi di pos II, kami semua kelaparan abis sampai-sampai logistic yang tinggal mie aja kami makan.  Si Alfan temanku ternyata dia punya Solcer (solusi cerdas), bakar Ikannya!!! Ouw..iya, kami masih bawa ikan yang kami pancing kemarin di danau, so berger…berger (bergerak maksudnya).  Kami semua gerak cepat bakar ikan itu karena kebetulan di situ ada perapian.  Ga butuh waktu lama untuk bisa makan, begitu selesai bakar ikan kami menyantap ikan bakar plus sambel jepret yang udah kami bikin.  Dasar bocahan karena udah kenyang lupa untuk turun, untung ada yang ngingetin.  Pukul 15.00 kita semua langsung standing dan terbang menuju desa Senaru dan pukul 16.45 kami nyampai deh di pos Resort Senaru.

Pukul 16.45 Wita
            Di Pos ini kami istirahat cukup lama sambil nunggu angkot yang lama nggak dating-datang.  Anak-anak sampai pada Bete nunggu’in angkot.  Something Happened!!  Anak-anak cowok pada nyobain Brem lombok, nggak tanggung-tanggung mereka beli sampai dua botol besar udah gitu masih dapat bonus lagi dari penduduk satu botol besar. Kata orang, brem Senaru ini paling enak.   Teman-teman pada jackpot deh.  Kalau kita pestanya cuman coca-cola jadi aman. Hehehe! Kami main poker di bale-bale sambil menanti angkot yang mau nganter kami kembali ke Mataram.  Akhirnya Pukul 20.00 Wita, angkot yang akan membawa kami datang juga.  Angkot mulai melaju meninggalkan semua keindahan yang ada di sana, meninggalkan bekas tapak kaki, tetesan keringat bahkan sepercik darah yang sempat menyiram di tanah yang kami tapaki.  Petualanganku ini telah memberiku banyak pelajaran dan pengalaman.  Mengeratkan persahabatan yang kami bangun. Selamat tinggal Puncak Rinjani, selamat tinggal Danau Segara Anakan, Selamat tinggal Gunung Barujuri, Selamat tinggal Gunung Sangkareang, Selamat tinggal ikan Kaper, Selamat tinggal pak penjaga danau, Selamat tinggal nenek tua, Selamat tinggal Suku Sasak, Selamat tinggal semuanya.  Percayalah semuanya akan tetap aku kenang sepanjang masa.  Perjalanan yang lumayan lama akhirnya berakhir
Pukul 22.30 Wita kami sampai di Mataram.
            Semoga dengan catatan perjalananku ini aku bisa berbagi pengalaman dengan semua orang yang mencintai semesta ini.  Selesai !!!





Menapaki Gunung Agung, Bali
Tanggal 22 September 2003
Pukul 17.58 Wita, di Jalan Puputan 32, Klungkung, Bali
            Kami semua beangkat ke Bali tadi pagi pukul 07.30 Wita and nyampai di Bali pukul 17.50 Wita, kami ber 13 (masih bareng dengan temen2 Palembang) menginap di tempat Bang Radja, orang yang akan kami repoti nantinya.  Bang Radja ini sangat baik orangnya, mantan PA Universitas Udayana, Bali, Kampung halamannya di Kupang, NTT dan kerja di Bali. Kejanya pun gak jauh-jauh dari hobinya, ya…dia kerja di EO yang memfasilitasi orang-orang yang tertantang untuk ber-Rafting ria.  Nama lembaganya SOBEK White Water Rafting.  KAmi berencana naik ke Gunung Agung besok paginya.
            Dari cerita-cerita Bang Radja kami sempat jadi nggak bersemangat buat ndaki ke Agung abis kata Bang Radja, Gunung Agung itu jalurnya ngetrek abis, dah gitu nggak ada yang bias di nikmati lagi.   Tapi kami sadar ini merupakan rangkaian proses yang tetap harus kami laksanakan.  So..enjoy aja lah!!
HARI I Tanggal 23 September 2003
Pukul 05.30 Wita
            Pagi ini gak tau sapa yang bangun lebih awal, tapi nyatanya satu persatu temanku mulai bangun.  Kami tadi amlam sudah melakukan packing so sekarang tinggal bersiap berangkat saja, setelah kami selesai sarapan dan berpamitan ke bang Radja akhirnya tepat pukul 07.45 kami berangkat menuju Pura Besakih, yanga kan jadi start point kami.  Pukul 08.30 Wita kami sudah nyampai di Pura Besakih, dan melakukan registrasi ke Polsek Besakih, Pos yang jadi tempat pelaporan.
            Sembari istirahat dan menunggu selesainya proses administrasi, aku ma Reni ketemu sama Bule dan porternya yang abis melakukan pendakian ke Agung. Saat kami tanyakan perihal kondisi di atas, katanya angin kencang, mereka sempat terjebak angin.  Mendengar cerita itu agak Ngepeer juga.  Aku kasih info terakhir ke teman-teman.
Pukul 17.30 di Tebing boyke
            Tadi pagi kami berangkat dari titik awal menuju ke check point takni Tebing boyke, lucu ya nama tebingnya.  Perjalanan selama delapan jam yang lumayan bikin kami lelah coz’ jalurnya sangar dan benar saja kata Bang Radja “nggak” ada bonusnya sama sekali.  Jalurnya ngetrekd an tebing-tebing.  Di Tebing Boyke ini kami kesulitan mencari shelter, kami hanya bikin dua tenda, krn konturnya miring. Teman lain malahan bikin Bivac alam.  Dari tebing Boyke ini kami bisa menimkati kembali saat-saat terbenamnya matahari, dan menikmati gumpalan-gumpalan awan senja yang sangat bagus sekali tepat di bawah kami duduk.
Pukul 18.30 Wita
            Tenda-tenda berdiri dna kayu bakar untuk api unggun tlah terkumpul.  Kami amsak-masak, aku lupa waktu itu masak apa.  Akhirnya kami bikin apoi unggun tapi nggak mau mendekat ke api unggun. Eh..malah asapnya yang mendekat ke kita, anginnya ga bersahabat nih.  Malam itu kami briefing tapi lucunya briefing malam ini tanpa ngumpul karena di luar emang dingin, akmis emuanya masuk tenda dan ngobrolin plan schedule besok pagi hanya dari dalam tenda masing-masing dan saling sahut-sahutan antar tenda (jdi inget doome FM nya Kmpa nih).  Konyol memang tapi gimana lagi, kondisi dingin memaksa kami untuk berlindung did alam tenda.  Akhirnya kami sepakat akan muncak jam dua pagi.  Selesai briefing kami langsung istirahat.  Padahal diatas sana bulan dan bintang hadir di antara suara alam, tapi ternayata kami terjebak rasa kantuk dan lelah yang sangat, serta dingin membuat kami malas untuk keluar tenda walaupun untuk sekedar menikmati indahnya langit dan menantkan melesatnya bintang jatuh.
HARI II Tanggal 24 September 2003
Pukul 02.00 dini hari
            Sebenarnya kami semua sudah bangun, tapi setelah kami dengarkan suara angin dari dalam tenda kami semua langsung sepakat untuk membatalkan muncak pagi itu karena anginnya serem.  Berarti benar kata porter yang kami temui kemarin pagi
Pukul 06.00 Pagi hari
            Kami semua bangun dan saat itu kami spontan smua tertawa mengingat kekonyolan kami tadi malam, yang bikin kesepakatan sapa dan yang ngelanggar sapa.  Tapi pilihan itu kami ambil, karena kami tidak mau terjebak agin kencang saat muncak.  Akhirnya setelah persiapan kami akhirnya naik secara bergantian.
Pukul 09.30 Wita
            Kami sempat menemui angin yg bergerak memutar (leysus).  Selama perjalanan ke puncak jalur yang kami lalui tebing, jujur sempet nge drop dan malas muncak tadinya.  Aku berjalan di belakang teman-teman kali ini, tidak sesemangat waktu muncak di Rinjani. Saat melewati aku sempat salah ambil point, salahku juga sih ambil jalur travest.  Sempat mati langkah n gak ada point yang bisa buat pegangan.  Aku baru sadar saat itu bahwa benar saja skill RC ku masoh Nol. Aku sungguh merasa lega karena rasa takutku itu dapat aku tekan dan sedikit hilang dengan ketenangan yang coba aku bangun saat itu. 
Pukul 10.00 Wita
Kami sudah nyampai lagi di Camp, dan sekarang giliran kawan lain yang muncak. 
Pukul 12.30 Wita
            Kami sudah melakukan persiapan untuk turun, selama turun ini kami nggak bisa lari seperti layaknya turun gunung karena medannya yang berupa tebing dan yah…sangar susah jadinya yang ada alon alon waton kelakon, alias lambat asal selamat.  Kami semua jatuh berkali-kali. Sebentar...sebentar gubrak!! Selama 4 jam perjalanan kami hanya sekali istirahat lama.  Pukul 16.00 kami sudah nyampai di Pos Polisi Besakih lagi dan ternyata mobil sewaan sudah menunggu kami, akhirnya setelah kamis elesaikan proses administrasi kami langsung cabut turun kembali ke Klungkung, tapatnya rumah bang Radja.
Pukul 17.00 Wita
            Kami sudah ada di rumah bang Radja.  Kami semua lega sudah, dan tinggal menyiapkan tenaga kami lagi karena besok pagi adalah agenda kami untuk Travelling!! Jelas kami selalu punya tenaga lebih untuk itu.


Mahameru, Sept 03
Tanggal 25 September 2003
Pukul 09.00 Masih di bali
            Pagi ini kami brtolak untuk menyeberang ke Jawa dan untuk selanjutnya menuju ke Malang.  Kami berangkat dari rumah Bang Radja pukl 09.00 Wita, setelah kami berpamitan dan berfoto-foto dengan bang Radja kami langsung naik angkutan yang kami carter untuk mengantar kami ke pelabuhan Gilimanuk.  Dalam perjalanan ke Gilimanuk yangs angat jauh itu kmai berakrab-akraban dengan kawan-kawan, dari ngobrol konyol sampai yang sok serius gitu,  pokoke podho gemblunge.
            Pas udah perjalanan selama dua jam ternyata something happened, kami di paksa untuk pindah ke Bis besar yang akan ke Gilimanuk dengan alasan mobilnya rusak (lagi..lagi kami tertipu).  So kami terpaksa angkut-angkut barang lagi, sebel tapi harus gimana lagi. Jadinya kami lanjutkan perjalanan dengan bis umum ini semua pada tepar, sampai-sampai karena tertidur aku sering kejedot kursi bis.  Setelah perjalanan yang hamper lima jam itu akhirnya kami nyampai di terminal Gilimanuk pukul 15.00 Wita.  Kami harus berjalan sepanjang 1 KM untuk sampai ke pelabuhan.  Tapi sebelum kami jalan kami sempatkan makan siang terlebih dahul di terminal ini.
Pukul 15.30 Wita
            Kami udah ada di kapal yang akan membawa kami kembali ke Pulau Jawa.  Penyeberangan ke JAwa ini cepat sekali cumin setengah jam dan nyampai pelabuhan Ketapang, itu artinya kami sudah berada di Jawa lagi. Duh senangnya …
            Perjalanan kami lanjutkan ke terminal dan langsung tolak ke Malang.  Berangkat menuju Malang udah pukul 16.30 Wib.
Pukul 01.49 dini hari
            Saat ini kami ada di terminal Arjosari, Malang kami kemalaman, so tidur kdi terminal ini. 
Hari I Tanggal 27 September 2003
Pukul 05.30 Wib
            Pagi ini kami akan ke Tumpang menuju rumah Pak Yon, orang yang akan kami repotin nantinya.  Pukul 06.15 Wib kami udah nyampai di Tumpang dan udah di tungguin oleh Pak Yon.  Kami di antar ke rumahnya untuk meletakkan barang-barang kami, dan kami punya kesepaktan mau naik hari ini juga.  Kami masing-masing tim mempersiapkan segala sesuatu yang masih kurang, karena kebetulan rumah Pak Yon ini dekat dengan PAsar Tumpang.  Kami berangkat pukul 09.00 WIb
Pukul 09.15 Wib
            Setelah kami berpamitan dengan pak Yon dan keluarga kami berangkat menuju ke Ranupane dengan memakai mobil Wilis yang snagar itu.  Wuiiih..gemblung, jalurnya serem banget.  Kami berhenti dib alai TNBTS untuk melakukan proses administrasi.  Setelah urusan administrasi selesai kami langsung meneruskan kembali perjalanan.
            Mobil Wilis yang kami tumpangi melaju kencang sekali, harus benar-benar pegangan, karena lepas dikit,,gubrak..jatuh dech. Pemandangannnya bagus banget dari sini trlihat Gunung Bromo, Batok, Penanggungan, Arjuna, Welirang bahkan puncak Mahameru juga terlihat sangat jelas.
Pukul 11.40
            Kami nyampai di Ranu pani pukul 11.40 Wib setelah kami kembali laporan ke pos TNBTS dansetelah kami persiapan kami langsung naik pukul 12.30 Wib
Pukul 16.30 Wib
            Perjalanan kami nyampai di Ranukumbolo artinya kami butuh waktu 4 jam untuk sampai ke check point kami yang pertama.  Di sini kami tidak membuka tenda karena di situ ada shelter yang berbentuk rumah dan dalamnya apa bale-balenya, so PW buat ngecamp.  Ditengah-tengah ada perapian.  Berger…berger, kalo gak mau kedinganan!!
Pukul 18.00 Wib
            Saat ini adalah waktunya beraktivitas mempersiapkan menu makan malam kami
Pukul 19.30 Wib
            Kami semua berapi unggun karena merasakan dingin yang teramat sangat.  Jadi juga konser lagunya Iwan Fals, Boomerang.
Hari II Tanggal 28 September 2003
Pukul 06.00 Wib
            Aku bangun pukl 06.00 dan yang lainnya udah lebih dulu bangun.  Aktivitas camp kami lakukan, dan pukul 08.30 Wib kami sudah bersiap melakukan perjalanan menuju pos Kali mati.  Dari Ranukumbolo menuju Kalimati kita melewati tanjakan cinta yang lekat dengan mitosnya.  Orang yang bias melewati tanjakan ini tanpa sedikitpun menghentikan langkah, maka make a wish apapun akan terkabulkan.  Tapi ternyata dari sekian kawan yanga da tidak satupun sanggup terus berjalan, semua selalu berhenti karena kecapekan.  Abis tanjakan cinta perjalanan selanjutnya menuju ke Oro-oro Ombo, medan ini berupa padang rumput yang luas bias-bisa luasnya seluas lapangan sepak bola.  Kami sampai di tempat ini pukul 10.15 Wib dan kami istirahat di sini cukup lama.  Setelah dari Oro-oro Ombo kami jalan menuju ke blok Jambangan sebelum akhirnya kami nyampai di Kalimati pukul 12.30 Wib.
            Perjalanan dari Ranu Kumbolo-Kalimati ternayta hanya awalnya saja yang berat, setelahnya landai.  Aku aja lari sendirian biar lebih bias cepat nyampai dan nyandu.  Rasanya enjoy banget jalan hari ini, beban memang berat tapi ternyata akan hilang kalau dipakai nyante.  Nikmati saja …
            Di pos Kalimati ini kami bertemu kawan lain dari STIBA Malang.  Kami istirahat cukup lama karena perjalanan menuju ke Arco Podo baru pada pukul 15.00 Wib.  Perjalanan hanya satu jam saja, setelah kami sampai Arco Podo kami langsung mencari shelter dan langsung buka tenda. Sangar sekali suara anginnya, so kami masak di dalam tenda, sampai-sampai gas yang kami bawa beku.  Untuk sekedar menghilangkan rasa dingin kami pakai aja buat nyanyi-nyanyi, jadilah malam itu konser abis, dari lagunya Kla, ampe Nyanyian Rindunya Ebiet jadi lagu utama kami, srta nggak ketinggalan juga Ordinary Worldnya Deep Purple. 
            Akhirnya selama kami nyanyi masakan matang dan itu tandanya sekarang waktunya makan.  Agar-agar yang rencananya kami siapkan untuk muncak besok pagi terpaksa gagal karena kompor kami error.  Selesai makan tinggal waktunya nyantai, kami saling bercerita dan berbagi pengalaman atau kalo nggak kami cerita tentang anak-anak yang ada di Pwt sekedar untuk melepas kerinduan kami.  Akhirnya sat kami buat istirahat, recharge energi untuk muncak besok pagi.
Hari III Tanggal 29 September 2003
Pukul 02.00 Wib
            Kami memang bangun pukul 02.00 Wib tepat, tapi lagi-lagi kami semua terserang rasa malas dan malah pada melanjutkan tidur lagi, anginnya sangat kencang.  Baru pukul 03.30 Wib kami berani muncak itupun angin masih menusuk-nusuk ke tulang kami.  Perjalanan selama 3,5 jam itu akhirnya membawa kami menuju ke Puncak Mahameru (3676 mdpl).  Kami bersyukur bisa mencapai target point kami yang terakhir.  Kami sempat mengabadikan nisan sang demonstran UI era tahun 65, Soe Hok Gie yang meninggal saat menapak di Puncak Mahameru ini.  Kami merayakan puncak kemenangan ini cukup lama karena kami selalu menantikan sat-saat letupas gas Mahameru yang jadi cirri khas Mahameru.  Kami sempatkan untuk sejenak berdoa demi mengenang orang-orang yang meninggal tatkala menaklukkan ganasnya Mahameru ini, juga sempat kami nyanyikan Padamu Negeri sebagai perwujudan rasa nasionalisme kami pada bangsa ini (Semoga nasionalisme yang kami punyai bukan sekedar nasionalisme yang utopis). 
Pukul 08.00 Wib
Kami mulai turun karena jam 09.00 gas yang ada sudah mengandung racun, kami tidak mau mati konyol di tempat ini. Kami cukup berhati-hati karena meleset dikit saja kami akan jatuh ke jurang yangs angat curam.  Kami butuh waktu 1 jam untuk sampai ke Arco Podo lagi.
Pukul 09.00 Wib
            Kami melakukan aktivitas camp dan bisa dibilang sangat nyante karena nyampai pukul 12.00 kami amsih di tempat itu.  Baru pukul 12.30 kami turun menuju ke pos Kali mati.  Kami sampai di Kali mati pukul 13.00.  Dari Kali mati sampai di Blok Jamabngan pukul 13.30 Wib, setelah berjalan lagi kami telah sampai di Oro-oro Ombo pukul 14.00 Wib.  Selama perjalanan ini kami menutup hidung karena debunya bikin kita sesak nafas.  Kami juga harus jaga jarak dengan teman-teman.  Dari situ perjalanan menuju Ranu kumbolo. Pukul 14.30 Wib kami telah ada di danau, kami istirahat cukup lama dan menghabiskan logistiik yang kami punyai.  Sebenarnya rencana awal kami akan menginap semalam lagi di danau ini, tapi karena kecapekan akhirnya kami puuskan untuk langsung pulang ke Tumpang.  Dari Ranu kumbolo kami vberjalan menuju ke Ranu Pani dan setelah perjalanan yang lumayan bikin kami down karena jalurnya yang muter-muter itu akhirnya kami sampai juga di Ranu pani.  Rute yang ada sepanjang 10 KM itu membuat kami kelelahan, namun tidak cukup lama kami istirahat di Ranu Pani mobil yang kami sewa sudah menjemput kami untuk segera mengantar kami menuju ke rumah Pak Yon.
            Setelah proses administrasi selesai, tepat pukul 19.00 wib kami melakukan perjalanan emnuju ke Tumpang, sepanjang perjalanan kami semua merasa kedinginan, kamis epakat untuk nyanyi nyanyi bareng demi menghilangkan rasa dingin yang ada.  Lega terasa diwajah-wajah kami, 3 Puncak terlampaui sudah.  Pukul 21.00 Wib kami sudah berada di rumah pak Yon lagi.  Tinggal kami menyiapkan tenaga buat perjalanan kembali ke Purwokerto, 3 minggu sudah kami meninggalkannya.
Tanggal 30 September 2003
            Back to Purwokerto dan kembali ke rutinitas seperti biasanya, kuliah lagi.  Selesai!!!
           

           
           














































Deras arus sungai Elo ...

Berawal dari sebuah ide yang tercetus di tingkatan kawan-kawan  Jogja pas ketemuan di angkringan Sebul, kita bersepakat untuk jalan-jalan ke lapangan yah sekedar mengobati kerinduan kami pada alam.  Sampai pada satu point bahwa Rafting lah yang kami pilih untuk mengisi weekend tgl. 14 Juli kemaren.
Sesuai dengan hari yang telah disepakati akhirnya tim kami berangkat ke lokasi jeram Elo, tim kami terdiri dari 11 orang (4 ALB dan yang lainnya kawan-kawan dari komunitas non KMPA).
Sabtu, 14 Juli 2007
Pukul 08.00 Ketemu di meeting point yakni di terminal jombor, baru setelah semua lengkap, tim kami mulai berjalan pukul 08.15 menuju start point  setelah perjalanan selama 45 menit tim kami nyampe juga  di Base camp Vertical Adventure, pinggir sungai Elo.
Wellcome to Elo !!!!!
Pukul 09.00 Tim kami mulai melakukan proses administrasi (register), checking alat, dan juga dapat pengarahan dari pemandu rafting yang ada, dilanjutkan dengan pembagian tim (tim kami terbagi menjadi 2).  Setelah semua siap, tiba waktunya buat pemanasan (olahraga ringan) untuk sekedar melemaskan otot-otot kami  yang udah lama vakum dari kegiatan oRab he..he!
Tepat pukul 10.00 Tim kami yang sudah terbagi jadi 2 kelompok berangkat menuju start point pengarungan Sungai Elo yang berjarak beberapa meter dari Base camp.  Masing-masing orang mulai menaiki perahu kano yang akan membawa kami mengarungi jeram Elo pagi ini.  So, ketika semua sudah ga sabar untuk merasakan riak air sungai elo  and 3...2...1 GO!!!
Ø Wow..seru banget, ada yang bersemangat dayung perahu, ada yang masih bingung ngesafe body, ada yang masih bingung gimana cara memegang dayungnya, ada juga yang sudah ketawa ketiwi dan teriak histeris padahal belum juga menyusuri jeram yang suerem ( wah jan Katro kabeh dech, maklum wong Ndeso he..he)!
Baru dech setelah bisa adaptasi jadi ketauan mana yang semangat dan keliatan juga mana atlet dan mana yang amatiran (maklum debet pertama).

Sepanjang perjalanan menyusuri jeram elo ini, kami juga menyempatkan melakukan pengamatan medan di kakan-kiri sungai, ada banyak spesies tumbuhan dan hewan yang kami jumpai sepanjang jalan al: pohon elo, pohon pandan, popi, dan juga ada banyak Biawak disana.
Menyenangkan sekali waktu itu krn tim kami yang terbagi jadi dua kelompok saling bersaing untuk menempati posisi wahid, tak jarang perahu kami sering bertabarkan.  Ada banyak jeram di Elo ini, salah satunya bernama jeram Marzuki (menurut kawan kami nama tersebut diambil dari nama Menteri Pariwisata era Orba yakni Marzuki Darusman, Kenapa beliau karena beliau pernah terjatuh dijeram itu pada saat rafting dalam rangka peresmian Elo sebagai kawasan wisata alam he..he aya2 wae nyak!).

Setelah menempuh jarak 5 KM, kami sampai di check point I so, semua langsung pada turun dari perahu untuk beristirahat dan nikmati bekal logistik yang kami bawa.  Aktivitas yang berlangsung sekitar 30’ itu nyante banget, ada yang mainan air&renang, ada juga yang Foto2,dll lah).  Eh ada little incident waktu itu, perahu terbalik alhasil teman-teman pada jatuh dech di sungai btw gpp, emang sengaja sih dibalikin, biar semua basah bukannya bermain-main air itu pasti akan basah !).

Tim kami mulai jalan lagi pukul 11.00 untuk menempuh jarak 7 KM yang masih tersisa, di etape kedua ini tim kami mulai merasakan derasnya jeram-jeram yang ada, sehingga tantangan2 jeram lumayan bikin adrenalin kita meningkat.  Tak jarang perahu kami harus terjepit diantara batu batu yang ada. tapi, tenang udah pada bisa kok kuasai medan, so gak katro lagi dech.  Ditengah2 perjalanan menuju target point, kami semua menyempatkan untuk nyebur ke sungai dan berenang menyusuri Elo, seru dech apalagi kalo ketinggalan perahu ( wuih..harus mengejar macam ngejar bis kota aja, he..he!)

Setelah menempuh jarak sepanjang 12 KM jam 12.30 kami nyampe juga di target point kami di Mendut, Wellcome to Candi Mendut guys!!! Dan inilah puncak dari petualangan kami di jeram Elo siang ini.  Tapi sebelum kami benar2 mengakhiri petualangan ini, satu hal yang tidak terlupa kami sempatkan untuk Makan2 di kawasan candi Mendut.

Selesai!!!